Kraksaan adalah sebuah kecamatan sekaligus kota kecil yang juga merupakan pusat administrasi Kabupaten Probolinggo, Provinsi Jawa Timur, Indonesia.
Saat ini Kraksaan sudah menjadi ibukota kabupaten Probolinggo yang
disahkan negara melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 02 tahun 2010 [1]tertanggal 5 Januari 2010. Kraksaan berjarak 27 km ke arah timur Kota Probolinggo.
Pengembangan ekonomi, pendidikan, dan tata ruang mulai dilaksanakan
dengan memindahkan hampir semua gedung pemerintahan dari Kota
Probolinggo dan Kec. Dringu ke Kec. Kraksaan.
Geografis dan hasil bumi
Daerah strategis yang dilalui oleh jalur postweg
Anyer-Panarukan serta kondisi alam yang tidak terlalu panas, memberikan
kenyamanan bagi siapapun yang berdiam di wilayah ini.Kontur tanah
sebagian besar datar yang berdekatan dengan pantai sangat mudah untuk
mendirikan bangunan apapun dengan aman. Kondisi tanah yang subur dengan
sistem irigasi yang sangat mendukung, memberikan manfaat untuk semua
jenis tanaman tumbuh di wilayah ini. Walaupun terdapat sungai besar yang
melintasi kota, namun daerah ini bebas dari bencana banjir, ini
dikarenakan sungai yang masih dalam dan sepanjang pinggiran sungai masih
tumbuh pohon-pohon yang cukup besar untuk mencegah longsor. Terdapat 2
sungai besar melewati kota ini, yaitu :
- Sungai Rondoningo di sebelah barat
- Sungai Kertosono di tengah-tengah kota
Hasil bumi selama ini masih didominasi padi pada musim hujan dan
tembakau pada musim kemarau. Selain itu, buah-buahan seperti mangga,
semangka, dan blewah menjadi primadona bagi para petani.
Sejarah
Nama Kraksaan sebetulnya tidak lepas dari asal usul Kabupaten Probolinggo.
Menurut cerita masyarakat, Kraksaan sebetulnya merupakan perubahan ucap
dari "Krasan" yang artinya betah, di mana pada waktu Hayam Wuruk merasa
betah selama beristirahat di wilayah ini. Semenjak saat itu, wilayah
ini disebut Krasan, Kraksan, dan beralih ucap menjadi "Kraksaan". Pada
tahun 1800-an, Kraksaan merupakan sebuah kabupaten
yang membawahi beberapa wilayah mulai dari Dringu sampai Paiton yang
dibuktikan adanya peta kuno zaman Hindia Belanda. Seiring perubahan
pemerintahan, Kabupaten Kraksaan dilebur menjadi Kabupaten Probolinggo karena pusat pemerintahan dipindah ke Kota Probolinggo.
Sarana ekonomi
Sarana
perkotaan yang sudah berdiri kokoh seperti pusat informasi di Gedung
Islamic Centre, Masjid Agung, Polres Probolinggo, GOR Sasana Krida,
Alun-alun Kecamatan, dan namun Kantor Pemerintahan terpusat yang
memudahkan warga masih belum ada. Pusat perbelanjaan tingkat menengah
yang cukup prestisius dimiliki oleh perseorangan dan tanpa kendali
Pemerintah.
Wilayah yang terkenal dengan buah mangga ini sudah meraih adipura 3
kali berturut-turut pada 2008,2009, dan 2010. Meskipun modernitas sudah
mulai tumbuh, namun budaya tradisional masih dapat ditemukan di setiap
sudut kota, bahkan pasar tradisional masih menjadi tempat belanja utama
masyarakat. Oleh karena itu, Pemkab Probolinggo merenovasi pasar-pasar
tradisional seperti pasar ikan Sidomukti, Pasar Baru Sumberlele, dan
Pasar Semampir.
Masyarakat yang tinggal di pesisir pantai terutama di desa Kalibuntu
rata-rata bekerja sebagai nelayan dan petani tambak. Dukungan pemerintah
setempat ditandai dengan membangun pelabuhan lokal dan balai karantina
hewan.
Pemerintahan
Sebagai
Ibukota Kabupaten Probolinggo, gedung-gedung pemerintahan sudah berada
di wilayah ini seperti Gedung DPRD, Gedung Polres Probolinggo,
Pengadilan Negeri, Kejaksaan Negeri, KPU, Sekretariat Daerah, dan
instansi kedinasan. Kecamatan ini terbagi atas 12 desa dan 5 kelurahan.
Tempat Wisata
Kraksaan memiliki beberapa tempat wisata yang biasa dikunjungi masyarakat untuk berkumpul,yaitu :
- Alun-alun Kraksaan
- Semarak Kraksaan (pusat kuliner)
- Pelabuhan Kalibuntu
- Taman Gelora Merdeka
- Pemandian Taman Sari
- SL park
Transportasi
Sistem
transportasi di kota kecil ini terkesan masih kurang memadai. Kendaraan
umum hanya lewat jalan utama, seperti bus dan angkutan kota yang
mengangkut penumpang sepanjang Probolinggo dan Situbondo, angkutan ke
desa masih jarang sehingga selang waktu antara kendaraan satu dengan
yang lain sangat lama, ojek motor, dan becak masih menjadi transportasi
utama mobilitas penduduk. Sebagian besar penduduk sudah memiliki sepeda
motor sebagai transportasi utama.
Dulu, terdapat sebuah stasiun kraksaan
dengan bangunan yang cukup megah terletak di tengah kota, tepatnya
gedung yang saat ini dipakai oleh radio swasta dan beberapa toko
(terpasang papan nama PT. KAI). Berdasarkan pada rute tram milik website
Belanda terdapat dua halte trem di daerah Semampir, Kraksaan wetan dan
Patokan. Rel ini juga digunakan untuk mengangkut gula dari PG. Kandang
Djati, PG.Paiton, PG. Djaboeng dan PG. Bago di daerah Besuk. Seiring
perkembangan jalan dan angkutan yang semakin maju, moda kereta api bekas
PbSM ini akhirnya ditutup oleh pemerintah.walaupun saat ini ada wacana
untuk merevitalisasi jalur mati yang cukup strategis. Selain itu, tol
trans-jawa direncanakan melintas di sebelah selatan kecamatan kraksaan
dengan salah satu pintu gerbang nya berada di sekitar desa rangkang.
Pendidikan dan budaya
Pendidikan
menjadi sarana penting untuk memajukan masyarakat. Berbagai elemen
pendidikan sudah berdiri sejak zaman belanda di kota ini. Sebgaian besar
sekolah ex. belanda saat ini menjadi sekolah dasar, SD Negeri Patokan 1
misalnya. Pendidikan formal mulai dari TK sampai perguruan tinggi sudah
dibangun guna memudahkan masyarakat menimba ilmu. Sekolah-sekolah
unggulan rencananya akan dikumpulkan dalam satu komplek di Jl. Imam
Bonjol, yaitu SD Patokan 1, SMA 1 Kraksaan, SMK 1 Kraksaan dan SMP 1
Kraksaan.
Daftar Sekolah dan Perguruan Tinggi di Kraksaan :
- TK Negeri Pembina
- TK Kusuma
- TK Bhayangkari
- TK Katolik St. Pius
- TK Al-Irsyad
- SD N Patokan 1
- SD Islam Al-Irsyad
- MI Nahdatul Ulama
- SD Katolik St.Pius
- SMP N 1 Kraksaan
- SMP N 2 Kraksaan
- SMP N 3 Kraksaan
- SMP N 4 Kraksaan
- SMP Katolik St.Paulus
- SMA N 1 Kraksaan
- SMK N 1 Kraksaan
- SMK N 2 Kraksaan
- SMK Dharma Siswa
- SMA Taman Siswa
- MA. Zainul anwar
- Universitas Zainul Hasan
- STIA Zainul Hasan
Kuliner Khas
Kota
ini memiliki makanan khas yang hampir sama namun memiliki ciri
tersendiri yaitu Soto Kraksaan. Soto dapat dijumpai di mana-mana, namun
Soto Kraksaan berbeda pada bahan dan bumbunya. Daging ayam yang dipakai
haruslah ayam jantan dengan bumbu kuah santan serta dilengkapi dengan
serbuk kelapa yang disangrai atau lebih dikenal dengan koya. Soto
Kraksaan juga dilengkapi dengan irisan kentang kukus serta kerupuk udang
sebagai pelengkap. Ada dua tempat terkenal yang menjual Soto Kraksaan,
yaitu di utara Masjid Agung Ar-Raudlah dan di sebelah timur Rutan
Kraksaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar